Langsung ke konten utama

Berbahasa Yuk

Cari Blog Ini

Cari seorang guru

Cari seorang guru

Bincang-bincang dengan Asosiasi Esperanto Indonesia

Diposting oleh Teddy Nee pada tanggal April 18, 2021

Dapatkan link
Facebook
Twitter
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya

View this post on Instagram

A post shared by Indonezia Esperanto-Asocio (@asosiasiesperanto)

asosiasi bahasa esperanto indonesia instagram luar negeri orang asing siaran langsung

Dapatkan link
Facebook
Twitter
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya

Komentar

Posting Komentar

Artikel acak

Apa itu Conlang? - Kembang Lambe Podcast

Video

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

iRent Sewa Mobil 24 Jam

Kode Referensi ir2915716

Donasi

Cari seorang guru

Toko

NLB merchandise
by Nee's Store

Postingan Populer

Pengalaman bahasa isyarat saya

Bahasa isyarat telah menarik perhatian saya secara serius setelah Pertemuan Poliglot dan Konferensi Poliglot. Saya kagum mengetahui segelintir orang yang tahu bahasa isyarat. Saya mulai menyelidiki bahasa isyarat karena saya hampir tidak tahu apa-apa tentang mereka. Pengetahuan saya sangat sedikit, saya hanya bisa bertanya-tanya bagaimana orang berkomunikasi dalam bahasa isyarat.

Sekelompok orang Tionghoa Indonesia yang unik: Mengapa mereka masih bisa berbicara dengan lancar dalam bahasa Hokkien setelah sebagian besar wilayah telah "diindonesiakan"?

Sebelum mengunjungi Medan, Indonesia, seperti banyak orang non-Indonesia yang belum pernah mengunjungi Medan, saya pikir orang Tionghoa lokal sangat keindonesiaan, sama seperti daerah lain di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung. Oleh karena itu, ketika saya mengunjungi Medan untuk pertama kalinya pada tahun 2009, saya sangat terkejut dengan kenyataan bahwa sebagian besar orang Tionghoa lokal, termasuk anak-anak, fasih berbahasa Hokkien, karena bahasa Hokkien juga merupakan dialek asli ayah saya.

Bahasa Rapa Nui dan Indonesia

Saya menemukan postingan menarik tentang suatu bahasa ketika saya menggunakan Facebook. Ini adalah bahasa Rapa Nui dari Pulau Paskah yang terletak di Polinesia di dalam wilayah Chili. Bahasa ini mengejutkan saya karena mirip dengan salah satu bahasa ibu saya, bahasa Indonesia. Meskipun kedua negara yang menggunakan kedua bahasa ini terpisah jarak yang sangat jauh, saya melihat kesamaan yang menarik untuk dibagikan.

Migrasi Rohingya membawa bahasa Rohingya ke Indonesia

Indonesia baru-baru ini menyaksikan gelombang pengungsi Rohingya yang tiba dengan perahu dari Bangladesh, di mana mereka tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak dan tidak aman. Rohingya adalah minoritas Muslim yang dianiaya dari Myanmar, yang menghadapi kekerasan, diskriminasi, dan perpindahan selama beberapa dekade.

Bahasa dalam kehidupan sehari-hari saya

Dibutuhkan dedikasi, upaya, dan waktu untuk belajar bahasa tetapi dibutuhkan lebih banyak lagi untuk mempertahankan keterampilan bahasa. Setelah kamu mencapai tonggak pertama dalam perjalanan belajar kamu, pada awalnya, kamu akan merasakan kegembiraan dan kesenangan pencapaian tetapi semakin kamu tahu bahasa tersebut, kemajuan pembelajaran tampaknya membaik perlahan, dan kegembiraan yang kamu rasakan tidak akan sekuat itu lagi. Saat itulah kamu harus tahu bahwa kamu sudah berada dalam fase pemeliharaan pembelajaran bahasa.

Bagaimana kamu membuat video untuk mengelabui pemirsa dengan kemampuan bahasa kamu?

Kamu mungkin pernah menonton video orang multibahasa yang berbicara dalam berbagai bahasa. Mereka tampak berbicara tanpa cela baik sendirian di depan kamera atau bersama orang lain. Bahkan ada yang mengaku poliglot, istilah yang sering digunakan untuk menyebut orang yang mengetahui dan menggunakan beberapa bahasa.

Toki Pona: Bahasa Kebaikan

Saya akhirnya memilih sebuah bahasa baru untuk dipelajari dan kali ini, bahasa tersebut adalah sebuah bahasa buatan atau yang disebut "conlang" dalam bahasa Inggris. Bahasa yang dimaksud adalah Bahasa Kebaikan atau Toki Pona. Di sini saya akan jelaskan mengapa. Sebelum mengambil keputusan untuk mempelajarinya, saya telah membaca banyak tentang Toki Pona karena ia merupakan salah satu dari banyak bahasa buatan yang populer.

Bahasa Target Saat Ini

"Terlalu banyak bahasa, terlalu sedikit waktu". Itulah masalah bagi semua penggemar bahasa seperti saya. Kita sangat ingin belajar bahasa sebanyak mungkin tetapi kenyataan menahan kita. Kita memiliki tanggung jawab untuk keluarga, pasangan, kehidupan sosial, karier, dan hal lainnya. Ada banyak alasan bagi kita untuk belajar bahasa. Kita dapat belajar banyak bahasa yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Dengan waktu yang terbatas, kita perlu kreatif dalam manajemen waktu.

Bahasa Medan

Untuk orang Indonesia, pastilah pernah mendengar tentang kota Medan. Bagaimana dengan orang luar negeri? Mungkin ya, mungkin tidak. Medan memang tidak sepopuler Bali atau Jakarta di telinga orang luar negeri, tetapi kota ini menyimpan segudang harta karun yang siap untuk ditemukan, terutama kuliner Medan.

Viva memungkinkan seluruh dunia mempelajari bahasa kamu

Sebagai respon terhadap ribuan permintaan dan pertanyaan dari komunitas Glossika selama beberapa tahun terakhir yang meminta untuk berpartisipasi dalam proses pengembangan konten, Glossika memperkenalkan Viva yang merupakan platform untuk mengembangkan konten pembelajaran bahasa bagi siapa saja yang mau berkontribusi pada pendidikan bahasa.

Diberdayakan oleh Blogger